Musim Hujan dan Laron

Cenderung Serius

“Ghiiss..lampu mburi patenono kabeh, ben larone do metuuu!!”

Mungkin sudah ndak banyak lagi orang yang bilang: “hawane sumuk jhe..arep udan ki mesti”

Ya memang betul. Karena dari kalimat barusan biasanya keluar pas penghabisan musim kemarau menuju ke musim penghujan. Basa londhonya pas transisyen. Yang ada cuman hawa dingin yang menandakan akan turun hujan untuk saat ini. Entah ini sudah kali keberapa hujan turun dari pagi sampek sore bahkan malam, dari bulan kemarin.

Ngomongin musim hujan tak lepas sama yang namanya laron. Saya ndak akan banyak ngomongin masalah laron. Sudah terlalu banyak tulisan mengenai binatang yang satu ini. Awalnya saya ndak tau apa yang unik dari binatang yang juga masih famili rayap ini. Yang saya tau laron itu suka sama cahaya. Di mana ada cahaya, di situ juga ada laron. Tapi bukan berarti di setiap tempat yang bercahaya selalu dihampiri binatang kecil bersayap ini. Kan sepakat dan semua juga sudah pada tau kalo laron itu rumahnya di dalam tanah, jadi itu tergantung ada tidaknya liang buat keluar masuk si laron di dekatnya. Oke mengenai kalimat saya tadi, saya koreksi: Di mana ada cahaya dan liang laron di dekatnya, di situ laron bawa teman-temannya.

Selain itu laron juga tidak bisa terbang terlalu jauh. Belum tau sudah ada penelitiannya apa belum, tapi menurut pengamatan saya dan sedikit analisa kesotahuan saya, kalau laron selalu membuat liang untuk muncul ke permukaan selalu tak jauh dengan sumber cahaya, seperti yang saya bilang di atas. Walaupun tidak di setiap sumber cahaya terdapat liang laron. Di sisi lain saya juga sempat kepikiran kalau mereka pas keluar dari rumahnya dan ndilalah adanya cahaya sekitar 200 meteran dari rumahnya, apa ya terus mereka tetap terbang menujunya atau kembali masuk tanah? Hanya demi untuk mencari sebuah cahaya (karena mereka tau yang bercahaya pasti menghangatkan) lantas apa ya terus mereka mengabaikan sayap-sayap mereka yang mudah putus dan lepas itu?

laron

Memang sebagian orang menganggap laron ini adalah binatang yang mengganggu. Tiap laron datang dan mulai masuk rumah pasti selalu akan mengotori rumah mereka dengan sayap-sayapnya yang gampang gogrok itu. Lakyo nambah-nambahi pekerjaan orang rumah to? Namun bagi saya dengan datangnya laron dan berterbangan di dalam rumah adalah satu dari beberapa hal yang saya tunggu ketika hujan di petang hari. Saya selalu senang ketika laron datang, kenapa? Ya mbuh. Apa mungkin cara pandang saya yang masih seperti anak kecil yang suka sama gerombolan laron yang berterbangan dan menari-nari di tengahnya (halah), atau mungkin hujan dan laron ini memang punya nilai romantisme di mata saya, sama halnya ketika ada pelangi setelah hujan reda di siang hari.

Quote menarik dari blog mas Hamid, salah satu blog favorit saya:

“Reduplah, si laron bakal acuh tak acuh sama sampeyan, beri mereka cahaya, sampeyan akan didatangi meskipun hanya untuk mati”

Dari quote di atas saya baru tau ternyata laron adalah binatang penuh filosofi. Tak heran banyak yang ngomongin mereka saat musim hujan tiba.

3 pemikiran pada “Musim Hujan dan Laron

    1. hehehe lha situ menginspirasi saya dalam menulis lho mas. Ulasan-ulasan di blogmu menarik untuk dibaca, dengan bahasa sederhana nan menggelitik, juga bernilai edukasi. halah.
      Salam kenal yo dari cah mblitar.

      Suka

Tinggalkan komentar